Miris, Warga Gaza Terpaksa Minum Air Kotor untuk Bertahan Hidup
RIAU24.COM - Krisis air bersih melanda Gaza imbas konflik antara Hamas dan Israel. Akibatnya, para pengungsi harus bertahan hidup dengan mengonsumsi air yang telah terkontaminasi. Ironisnya lagi, mereka harus mengantri selama berjam-jam untuk bisa mendapatkan suplai air kotor tersebut. Mereka terpaksa melakukan hal tersebut meski mengetahui dampak mengonsumsi air yang terkontaminasi bagi kesehatan.
Salah seorang pengungsi bernama Eman Basher menceritakan anak-anaknya mulai merasa tidak sehat sejak meninggalkan rumah mereka dan mengungsi ke daerah selatan Kota Gaza.
"Anak-anak saya mengalami flu perut dengan gejala seperti kram, muntah-muntah, dan diare yang selama ini saya kira karena dampak tidur di lantai atau perubahan cuaca. Saya pun akhirnya mengetahui kalau itu disebabkan oleh air terkontaminasi yang kami minum setiap hari, dan kami harus antri selama berjam-jam untuk mendapatkannya," ujar Basher, dikutip dari The Guardian, Sabtu (4/11/2023).
"Kami telah meminum air ini selama 15 hari dan kami harus berjuang untuk mendapatkannya," tambahnya.
Saat ini, hanya sekitar 5 persen dari kebutuhan air di Gaza yang bisa terpenuhi. Truk-truk bantuan yang datang dari Mesir beberapa waktu yang lalu hanya mampu membawa air yang cukup untuk 15.000 orang saja. Padahal, di tempat pengungsian tersebut ada lebih dari 1,4 juta orang yang membutuhkan pasokan air bersih.
Beberapa masyarakat di daerah selatan Gaza mendapatkan suplai air dari pabrik desalinasi yang ada di wilayah tersebut. Namun, pabrik tersebut hanya bisa beroperasi dengan kapasitas 40 persen, sehingga tidak bisa memenuhi kebutuhan para pengungsi.
Di sisi lain, masyarakat juga mencoba mengambil air dari sumur-sumur yang ada. Sayangnya, air dari sumur tersebut mengandung kadar garam yang sangat tinggi dan dapat menimbulkan gangguan kesehatan bila dikonsumsi.
"Orang-orang pergi ke manapun yang mereka anggap memiliki air dan rela menunggu berjam-jam dalam antrean panjang sampai bisa mendapatkan air yang aman untuk dikonsumsi atau digunakan mencuci," ujar seorang warga bernama Izzeddin Jarbou.
Sebagai informasi, Gaza memang mengalami krisis air sejak blokade yang dilakukan Israel sejak 2007. Namun situasi menjadi semakin memburuk sejak konflik antara Hamas dan Israel yang berlangsung selama beberapa pekan terakhir. ***